Harus sesuai minat anak
Setelah anak menguasai tugas perkembangannya, orang tua
kerap tergerak untuk mengikut sertakan dalam berbagai kegiatan ekstra seperti
tari,musik, olahraga dan sebagainya. Tentu itu bagus – bagus saja sebagai
suplemen untuk lebih menstimulasi bakat anak. Namun hemdaknya dalam memilihkan
kegiatan untuk si kecil sesuai dengan frame
anak bukan frame orang tua.
Apapun yang dilakukan harus sesuai minat dan keinginan anak
itu sendiri. Sebab, prinsip dasar yang terpenting dalam mendidik dan
mengarahkan anak adalah membuat ia bahagia. Bila anak bahagia menjalaninya,
maka potensinya akan lebih keluar dan tumbuh dengan baik. Sebaliknya bila tak
menyukainya, namum orang tua mengharuskan, ia bsia tertekan dan potensinya pun
tak terasah dengan optimal.
Agar sesuai frame anak, sebelum mengikutsertakan anak,
sebaiknya orang tua memerhatikan hal-hal berikut ini :
Pertama, jenis
les yang diberikan sesuai dengan tugas perkembanganya. Contoh, anak usia 2
tahun tidak mungkin dipaksa mengikuti les menari. Jadi, dalam memilih kegiatan,
sesuaikan dengan kemampuan kekuatan tubuh dan perkembangan konsentrasinya.
Kedua, jalani
“window shopping” bersama anak. Gunanya agar anak meihat sendiri berbagai jenis
les yag ada dan bisa memilih mana yang disukai dan dipilihnya.
Ketiga, tidak
membatasi diri, harus jenis ini atau itu sesuai yang ditentukan orang tua.
Karena, tak semua bisa diraih anak dan dikuasai anak. Percayalah,bahkan anak
melamun atau bengong pun merupakan proses belajar.
Keempat, pilih
lokasi dekat rumah tinggal.
Jangan menekankan anak harus menguasai bahkan menonjol
dengan keterampilan tersebut. Bila memang itu bakatnya dan anak menyukainya,
pasti ia akan berprestasi di bidang tersebut. Bila tidak pun, bukan berarti
sia-sia. Si kecil bisa menari, musik, nyanyi, meski sedang-sedang saja, tetap
bermanfaat besar untuknya. Berarti bakatnya di bidang lain, missal menonjol di
bidang studinya. Potensi – potensi lainnya ini secara integral akan mewarnai dan
berarti bagi hidup anak.
KENALI SEDIKITNYA 9 POTENSI ANAK
Selain sekolah, banyak orang tua juga mengikutkan buah
hatinya pada berbagai les, seperti musik, tari, dan bahasa. Sebuah upaya untuk
merangsang bakat anak, namun yang terpenting harus sesuai bakat dan minat si
kecil.
DR Howard Gardner, professor bidang pendidikan di Harvad
University, AD, meneliti potensi anak. Salah satu potensi atau lebih bisa lebih
menonjol, tergantung bakat (nature/genetik). Tugas orang tua mengenali potensi
menonjol tersebut dan mengasahnya agar si kecil berprestasi. Berikut di
antaranya :
- Linguistik, potensi berbahasa (verbal), yaitu bicara dan bercerita, serta menyimpan berbagai informasi, mengolah dan mengeluarkannya dalam bentuk kata – kata. Simulasi dengan mengejak anak bicara dan berpikir. Bagus mengikutkannya pada aktivitas menyanyi, teater dan presenter cilik.
- Logika, potensi bereksplorasi dan bereksperimen, berpikir, menganalisa secara logis, mengklasifikasi benda dan menghitung. Stimulasi dengan mengenalkan konsep matematika lewar permainan pengelompokan, mengajak bereksperimen sederjaan, memberi mainan menantang seperti puzzle dan balok-balok, serta memberikan kegiatan ekstra seperti les matematika.
- Visual Spasial, potensi berpikir secara visual, berdaya khayal tinggi, berimajinasi dan berkreasi. Stimulasi dengan memberi aanak alat gambar, menyanyi, membuat prakarya, dan memberi kegiatan utak-atik plastisin (tanah liat), dan mengunjungi tempat menarik untuk meransang imajinasi dan ikut kegiatan kesenian.
- Bodily Kinesthetic, potensi bergerak atau kemampuan motoric kasar dan halus, sehingga anak memiliki keseimbangan , ketangkasan dan keindahan dalam gerak. Stimulasi dengan mengenalkan kegiatan olahraga seperti renang, sepakbola dan basket, serta menari.
- Musikal, potensi bermusik. Bila diasah benar-benar, bakat anak akan menonjol. Stimulasi dengan mendengarkan music dan lagu, mengenalkan ritme dan gerak berirama, mengikutkan dalam les music.
- Interpersonal, potensi berinteraksi, bersosialisasi, berempati dengan kondisi orang lain dan bekerja sama. Stimulasi dengan mendukung anak untuk berkelompok, ikut kegiatan social atau keterampilan.
- Intrapersonal, potensi memahami diri sendiri, peka dan bisa mengendalikan konflik di sekitarnya. Anak seperti ini cenderung pendiam, pemalu, namun memiliki intuisi dan motivasi tinggi. Stimulasi dengan memberi anak citra diri positif, mengenalkan berbagai perasaan dan emosi, serta bersosialisasi.
- Natural, potensi mencintai alam seisinya. Stimulasi dengan melukis, berkreasitivitas dengan tanah liat dan memelihara hewan peliharaan.
- Spiritual, potensi mencintai sesame dan lingkungan. Stimulasi dengan mengajaknya mengenali lingkungan, penghuni dan sang Pencipta.
Aneka Les Ketrampilan dan Manfaatnya
- Musik
Les musik dapat meningkatkan daya
imajinasi, kecerdasan dan kreativitas anak. Tak ada salahnya meyertakan anak
dalam les musik sejak ia berusia 3 tahun. Salah satunya melalui Music Anak KMA
“Musik Wonderland”. Metode yang diajarkan untuk merangsang anak mencintai musik
melalui permainan seperti berekreasi ke dunia musik. Anak pun akan semakin
terlatih daya pendengaran (hearing), bernyanyi (singing), bermain musik
(playing), dan membaca not (reading) serta akhirnya dapat memainkan musik dengan penuh percaya diri.
- Olah Vokal
Olah vokal juga baik
melatih anak melancarkan komunikasi dan artikulasi. Olah vokal anak sedini usia
2,5 tahun dapat di ikut sertakan. Metode belajar untuk anak 2,5-4 tahun dengan
bernyanyi sambil bermain ekspresif. Misalnya, menyanyi lagu sang kodok dengan
gerakan meloncat-loncat. Pelajaran vokalnya pun masih berkisar budi pekerti dan
lingkungan. Sedangkan usia Sd dan seterusnya, baru diaja not balok sederhana
hingga rumit. Pelajaran ini membantu anak belajar logika matematika.
- Tari dan Balet
Les tari sederhana bisa diberikan
pada anak mulai usia 3 tahun. Di sekolah balet misalnya, sudah menerima murid
mulai usia 3 – 4 tahun. Anak mulanya dilatih kepekaan akan anggota tubuh dan
sensitivitas bermusik ang diekspresikan ke dalam benrti gerak dan keseumbangan
tubuh melalui travelling movement. Tujuannya lebih untuk memantapkan koordinasi
motoric kasar anak. Mulai usia 4 – 6 tahunan baru diperkenalkan gerakan –
gerakan kreatif. Dimana materi mudah di cerna oleh anak melalui permainan yang
diramu dalam rangkaian gerak dengan iringan musik. Cara demikian berguna untuk
meningkatkan keterampilan penguasaan irama, pembentukan sikap tubuh dan
koordinasi gerak yang baik serta melatih kreativitas. Sedangkan mulai usia 6
tahun ke atas, di perkenalkan dasar-dasar tari atau balet klasik. Selain itu,
di tingkat ini ulai diajarkan kerja sama kelompok dengan cara menarikan
tari-tarian pendek.
- Kreativitas tanah liat dan keramik
Pada les ini anak dilatih motoric
halus (ketrampilan tangan) dengan membuat aneka bentuk yang dipilih anak,
sekaligus juga mengasah kreativitasnya. Yang mengikuti ketrampilan ini bisa
mulai usia 2 tahunan, usia di mana rasa ingin tahu anak cukup tinggi. Tempat
kursus keramik menerima anak-anak usia play group (2 – 3 tahunan) untuk belajar
cetak-mencetak melalui tanah liat. Selain tanah liat, anak bisa menggunakan
media plastisin (lilin).
- Presenter dan Modeling
Saat ini sedang tren. Manfaatnya
tentu banyak. Selain mengasah keterampilan komunikasi (presenter), juga membuat
sikecil haris berani tampil kedepan. Sebab, pada keterampilan ini si kecil
harus berani tampil ke depan memperlihatkan kemampuannya.
- Klub-klub Olahraga
Klub-klub olahraga untuk anak
cukup banyak. Dari mulai sepak bola, atletik, tenis, bulu tangkis dan soft
ball. Olahraga sma dengan latihan tubuh yang cukup egektif, baik untuk
kesehatan maupun kelenturan tubuh. Selain itu, mengingat olahraga baisa per
grup/kelompok anak akan belajar kerja sama, tenggang rasa/solidaritas dan
toleransi, juga sikap menghargai kemenangan dan kekalahan.
No comments:
Post a Comment