Saturday, May 30, 2015

Si Kecil ‘BELAJAR’ Hal Negative Dari Orang Tua


 Suatu kali, Titi (32) dibuat heran putranya, Dion (5). Merengek minta diperbolehkan. “Bilang saja sama ibu guru kalau Dion sakit, Ma. Pokoknya aku enggak mau sekolah,” cetusnya. Pikir Titi, kok bisa anaknya meminta ibunya berbohong. Belajar dari mana anak itu ???

Anak sering diibaratkan sebagai kertas putih polos. Orangtua lah yang bertugas menggambar di atasnya. Kelak si anak menjadi ‘lukisan’ bermotif batik yang indah atau motif abstrak yang sulit dimengerti. Dengan kata lain, orang tua berkewajiban menanamkan nilai-nilai positif pada diri anak.

Sayangnya, tanpa disadari, tindak-tanduk kita yang negatif pun bisa diadopsi anak. Sama seperti yang dirasakan Titi ketika Dion tiba-tiba memintanya berbohong. Menjadi orang tua memang sangant sulit. Beberapa kesalahan yang kerap dilakukan orang tua :

  1. Serba melarang atau terlalu mengontrol, tidak boleh ini, jangan lakukan itu. Alhasil, anak tumbuh menjadi pribadi peragu, serba takut dan ahirnya mati kreativitas. Padahal, anak justru belajar dari berbagai kegiatan yang dilakukannya. Kelewat memberi kebebasan bereksplorasi pun tidak tepat. Anak kemungkinan dapat berbuat seenaknya.
  2. Selalu membenarkan pendapat diri sendiri, orang tua seperti ini akan membuat anak egois, tidak mau mendengar pendapat orang lain dan mau menang sendiri. Kasihan dia, karena di pergaulan, pribadi semacam ini sangat tidak menyenangkan. Tindakan yang tepat, biasakan ajak anak berdialog dan belajar menghargai pendapatnya.
  3. Tidak konsisten menegakkan peraturan, ketentuan yang selalu berubah-ubah membuat anak bingung, serba tak pasti dan sulit fokus. Ia juga bisa tumbuh menjadi pribadi yang labil, takut bertindak atau ragu dalam mengambil keputusan.
  4. Bertengkar di depan anak, kondisi serupa ini sering dilakukan para orang tua. Tak sadar ribut-ribut atau berkeras-kerasan dengan pasangan disaksikan si kecil. Bila ini dibiarkan, si anak berasumsi bahwa menyelesaikan masalah adalah dengan bertengkar. Anak jadi tak menganggap dialog dan bermusyawarah itu jalan terbaik dalam mencari solusi setiap persoalan.
  5. Berbohong, meski tujuan baik, seperti Titi tadi, mungkin tanpa disadarinya, ia kerap berbohong untuk tujuan baik (white lies). Tapi, percayalah, sikap seperti ini tidak baik untuk ditiru anak. Sebaliknya, biasakan anda bersikap dan berkata-kata jujur, meski pahit, sehingga anak kelak menjadi pribadi yang jujur, amanah dan dapat dipercaya. Menyenangkan sekali, bukan ?

No comments:

Post a Comment